Oleh : Pratu Mhd.
Hari A.
Hari
itu 27 April 2013 adalah hari terakhirku di pulau Jawa, karena aku harus
menjalankan tugas negara ke Maluku tepatnya di Obi. Berat rasannya meninggalkan
keluarga, teman-teman dan kamu Edelweisku Aninda. . . sebenarnya aku sangat
mengharapkan kedatanganmu ke Armatim, tapi aku memahami bahwa saat itu keadaan
memang tidak memungkinkanmu untuk datang kesana. Mungkin aku tidak bisa setiap
hari memberimu kabar, karena memang ditempatku bertugas tidak ada sinyal. Tapi aku
berharap kamu akan selalu menungguku pulang Edelweisku. . .
Sekitar
pukul 10.00 kami berangkat menggunakan KRI 973 menuju Kalimantan, berat rasanya
meninggalkanmu disana. Tapi semua ini aku lakukan demi masa depanku dan kamu. Tidak
ada banyak hal yang bisa aku lakukan dikapal selain berkumpul bersama
teman-temanku, mencari sinyal untuk memberimu kabar, melihat foto-foto kita
bedua dan membaca surat yang sempat kamu tulis untukku.
Setelah beberapa hari akhirnya
kapal kami bersandar di Kalimantan, sedikit lega karena aku bisa mendengar
suaramu dan mengetahui keadaanmu baik disana. Keesokan harinya kami melanjutkan
perjalanan ke Ambon, masih tetap sama dengan keadaan sebelumnya “tanpa sinyal”.
Setelah
hari ke-10 akhirnya kapal kami sampai di Ambon, dan aku bangga karena sampai
hari itu kamu masih menungguku. Kembali mendengar suaramu dan mengetahui
kabarmu baik disana.
Perjalanan kami lanjutkan
ketempat penugasan yaitu Obi. Sesampainya disana ternyata memang benar susah
untuk mendapatkan sinyal, sesekali aku berusaha memberimu kabar walaupun Cuma SMS
yang harus kukirim berkali-kali.
Jangan pernah lelah dan bosan
menungguku Edelweisku, jangan biarkan empat tahun kita sia-sia. Banyak orang
yang mengatahui nama kita, tapi mereka tidak mengetahui tentang cerita kita. Jarak
yang menghalangi kita tidak akan pernah menghilangkan rasa sayangku kepadamu, karena
jarak hanya memisahkan raga kita bukan hati kita. Semoga kamu sabar menantiku
dengan keikhlasan. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar